Detik TV | Jakarta – Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sekaligus Penasihat Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), August Hamonangan, meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengadakan penyuluhan untuk memperkenalkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kepada teknologi digital.

“Harus ada upaya lebih untuk mensosialisasikan teknologi-teknologi digital kepada para pelaku UMKM di Jakarta. Hal itu penting untuk meningkatkan keterhubungan UMKM dengan pasar digital yang sedang berkembang seperti online shop,” katanya.

“Teknologi digital ini punya potensi besar karena menembus keluar dari kiosk-kiosk fisik ke ruang-ruang virtual, di mana orang-orang dari berbagai daerah berbeda dijembatani salah satunya untuk melakukan transaksi jual-beli barang secara online,” sambungnya.

UMKM memainkan peran penting dalam kehidupan perekonomian Jakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, 98,78 persen dari keseluruhan jumlah usaha di ibukota adalah pelaku-pelaku UMKM.

Melalui penghapusan sekat-sekat fisik dalam bertransaksi, August meyakini transaksi UMKM dengan pasar yang tidak hanya terbatas di Jakarta, tapi juga mencakup seluruh Indonesia akan meningkat.

“Dengan hilangnya batasan-batasan fisik yang dibuat mungkin oleh teknologi digital, UMKM kita di Jakarta bisa memperluas pasarnya dan menjual barang-barangnya ke pembeli dari luar daerah. Hal itu akan menumbuhkan pelaku UMKM kita dan menggerakan perekonomian Jakarta,” jelasnya.

August mendesak agar penyuluhan atau sosialisasi untuk UMKM juga mencakup pengiklanan untuk meningkatkan pengetahuan warga di Jakarta dan orang-orang di tempat lain terhadap produk dari ibukota.

“Dalam melakukan sosialisasi yang juga bisa disertai dengan pelatihan, Pemprov DKI mungkin juga perlu membantu para pelaku UMKM belajar mengenai pengiklanan. Itu tidak bisa dilupakan karena UMKM juga harus bisa membuat produk-produknya diketahui oleh para pembeli di pasar digital,” tambahnya.

Sebelumnya, anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya, Agung Hartanto, mengungkapkan bahwa masih ada banyak pelaku UMKM yang belum memahami penggunaan teknologi-teknologi digital. Sehingga, UMKM kesulitan dalam menumbuhkan usahanya.

“Banyak yang belum paham legalitas usaha, belum melek digital, dan masih menjalankan usahanya tanpa jaringan yang bisa mendorong mereka untuk naik kelas,” ujarnya, Kamis (10/9/2025).