DETIK TV | JAKARTA – Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Pramono Anung, mengeluarkan wacana akan melakukan normalisasi di Kali Ciliwung tanpa melakukan penggusuran terhadap warga yang tinggal di bantaran sungainya. Hal itu ditampilkan oleh Pramono dalam unggahannya di Insatgram pada Hari Kamis (12/7/2025) yang menayangkan kembali pernyataannya pada Bulan Maret lalu.
Anggota Komis D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Bun Joi Phiau, mempertanyakan bagaimana cara Pramono berencana melaksanakan skema-skemanya itu dalam rangka menangani permasalahan banjir.
“Selama ini, normalisasi kali dilakukan salah satunya juga dengan penertiban tata ruang. Upaya tersebut berdampak kepada penggusaran beberapa pemukiman yang terletak di wilayah-wilayah bantaran kali. Hal itu dilakukan untuk membebaskan lahan supaya bisa digunakan membangun tanggul-tanggul, turap-turap, dan menambah luas lahan-lahan terbuka,” katanya.
“Demikian, rencana Mas Pram untuk melakukan normalisasi kali tanpa melakukan penggusuran harus dipertanyakan. Bukannya kami mendukung penggusuran dan tidak berpihak kepada kalangan-kalangan yang rentan, akan tetapi teknisnya masih harus dijelaskan lagi ke depannya,” lanjut pria yang kerap mengurusi isu-isu pembangunan, seperti banjir di Komisi D.
Bun meyakini bahwa rencana Mas Pram itu akan mendatangkan kerumitannya tersendiri ketika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin melaksanakannya.
“Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sebelumnya, normalisasi kali ini biasanya melibatkan penertiban tata ruang. Artinya, ada beberapa bangunan sekitar bantaran kali, termasuk pemukiman warga, yang akan terkena dampaknya,” ujarnya.
“Ini merupakan isu yang harus dijawab oleh Pemprov DKI, bagaimana mungkin bisa membangun infrastruktur-infrastruktur pengendali banjir, serta menambah lahan-lahan terbuka untuk menyerap air kiriman banjir jika bangunan-bangunan yang menyalahi regulasi di bantaran kali tidak ditertibkan,” lanjutnya.
Bun meminta agar supaya ungkapan Pramono tidak hanya berhenti menjadi wacana, melainkan juga diwujudkan untuk mengatasi persoalan banjir di Jakarta.
“Kami hanya ingin mengingatkan agar Mas Pram menimbang-nimbang betul wacana yang telah dilontarkan olehnya itu. Jangan sampai gagasan normalisasi tanpa penggusuran hanya menjadi wacana tanpa direalisasikan dalam bentuk nyatanya,” ujarnya.
“Mas Pram harus segera merinci program-programnya akan dilaksanakan seperti apa. Jangan hanya melempar bola ke masyarakat yang bisa memberikannya harapan semu tanpa adanya kejelasan mengenai realisasinya. Harus ada solusi riil terhadap masalah yang juga nyata,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan