DETIKTV.CO.ID, TERNATE — Angin kencang yang melanda Kota Ternate pada Jumat siang memunculkan peristiwa yang mengejutkan sekaligus mengundang keprihatinan. Tepat menjelang waktu salat Jumat, sekitar pukul 12.50 WIT, bagian dinding gedung Plaza Gamalama Modern yang sejak awal pembangunannya belum difungsikan secara optimal terlepas dan berjatuhan di tengah jalan.
Titik kerusakan paling mencolok terjadi tepat di bawah tulisan besar “Plaza Gamalama”, simbol ambisi komersial yang tampaknya belum diimbangi dengan ketelitian struktural. Potongan-potongan dinding berbahan aluminium yang sebelumnya menempel rapi di façade bangunan itu, kini berserakan, menimpa trotoar dan satu tiang lampu lalu lintas di persimpangan utama depan gedung.
Kejadian ini sontak menarik perhatian warga yang tengah melintas maupun hendak menuju masjid terdekat. Salah seorang warga yang menyaksikan detik-detik dinding roboh tak bisa menahan komentarnya.
“Karena angin yang kencang, mungkin juga karena bangunannya asal jadi, makanya mudah lepas seperti ini,” ucapnya, lirih, dengan nada antara khawatir dan kecewa.
Pernyataan ini mencerminkan kegelisahan publik yang makin akrab dengan realitas pembangunan fisik yang cenderung mengedepankan kecepatan dan tampilan, ketimbang kekokohan dan kebermanfaatan.
Menanggapi potensi bahaya, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Ternate segera turun tangan. Garis pengamanan dipasang, dan akses jalan di depan gedung ditutup untuk sementara waktu. Anggota Satlantas yang bertugas di lokasi dengan tegas mengimbau warga untuk menjauh demi keselamatan.
“Selamat siang kepada masyarakat Kota Ternate, untuk sementara jangan dulu melintas ke depan Plaza Gamalama Modern Ternate. Karena ada kejadian di sini, jadi untuk sementara jangan dulu melintas di sekitar sini,” seru salah satu petugas dengan pengeras suara.
Visualisasi kerusakan ini bukan hanya soal gentingnya pengamanan arsitektural, melainkan menyentuh narasi yang lebih dalam: apakah kita terlalu terburu-buru membangun simbol kemajuan tanpa fondasi yang matang? Plaza Gamalama Modern, yang seharusnya menjadi ikon pertumbuhan ekonomi Ternate, kini justru menjadi penanda rapuhnya perencanaan publik jika tidak disertai komitmen pada kualitas.
Bangunan yang selama ini tampak megah dari luar, nyatanya belum pernah benar-benar berfungsi sebagai pusat aktivitas warga. Ia berdiri bagai monumen bisu di tengah kota dan kini mulai runtuh, bukan hanya fisiknya, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola infrastruktur di ruang publik.
Peristiwa ini sebuah tamparan keras bagi pemerintah daerah, investor, dan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan kota. Dalam iklim yang rawan bencana dan tiupan angin yang tak lagi dapat diprediksi akibat perubahan iklim, standar keamanan bangunan tidak boleh ditawar-tawar.
Pemerintah Kota Ternate diharapkan segera melakukan audit teknis terhadap seluruh bagian gedung serta menelusuri aspek perizinan dan konstruksi yang menyertai pembangunan plaza tersebut. Jangan sampai kerusakan berikutnya terjadi ketika aktivitas warga sudah kembali berjalan normal, dengan potensi korban jiwa yang tak bisa dikompensasi oleh apapun.
Dinding yang lepas bukan soal fisik yang runtuh melainkan juga simbol dari gagalnya pengawasan dan tata kelola. Kota ini tidak butuh bangunan kosong nan megah, melainkan struktur yang hidup, aman, dan layak bagi warganya. Di tengah angin yang menderu, semoga kesadaran baru juga ikut bangkit.
Tinggalkan Balasan