DETIKTV.CO.ID, JAKARTA – Jakarta kembali dilanda kemacetan parah di beberapa titik setelah hujan deras turun pada Hari Selasa (19/8/2025) pagi lalu. Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi (Kombes) Komarudin, menjelaskan kemacetan tersebut diakibatkan oleh galian dan peningkatan volume kendaraan yang diperparah oleh hujan. Rabu (20/8/2025).

Hal itu mengundang komentar dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Bun Joi Phiau, yang mempertanyakan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengentaskan permasalahan tersebut.

“Kami merasa heran mengapa kemacetan di Jakarta ini seakan-akan tidak bisa diselesaikan. Dari waktu ke waktu, seperti pada saat terjadinya hujan berat, kemacetan parah seperti ini kembali terjadi dan mengganggu kehidupan warga sehari-hari,” katanya.

“Sebenarnya, kita sudah tahu apa yang menjadi penyebabnya. Antara lain, hal itu diakibatkan oleh volume kendaraan tinggi, faktor hujan yang menghambat perjalanan, sampai dengan proyek-proyek yang kadangkala mengganggu lajunya kendaraan. Akan tetapi, Pemprov DKI sepertinya tidak bisa menangani faktor-faktor tersebut, meskipun sudah tahu apa akar permasalahannya,” lanjutnya.

Bun mengungkit pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, bahwa peringkat Jakarta sebagai salah satu kota termacet di dunia mengalami penurunan dalam penilaian Tomtom Traffic Index 2024 pada Bulan Juli 2025 lalu. Ia merasa skeptis dengan indeks tersebut dan meminta agar Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi betul-betul permasalahan kemacetan di ibukota.

“Belum lama ini, Mas Pram mengaku peringkat kemacetan Jakarta turun. Menurutnya, Jakarta sekarang berada di peringkat ke-5, atau mengalahkan Surabaya, Palembang, Medan, dan Bandung di peringkat pertama kota paling macet di Indonesia. Namun, kenyataannya kemacetan tetap terjadi dan kondisinya sangat parah di beberapa ruas seperti Jalan TB Simatupang dan Sudirman,” ujarnya.

“Saya mengimbau Pemprov DKI untuk tidak merasa nyaman dan cepat senang dengan pencapaian di indeks yang dikutip oleh Mas Pram itu. Kebalikannya, Pemprov DKI harus menginvestigasi dengan serius masalah kemacetan di Jakarta ini untuk memahami permasalahannya secara lebih dekat dan detail lagi,” sambungnya.

Ia menilai Pemprov DKI harus segera mengatasi persoalan kemacetan itu agar tidak menjadi momok bagi warga Jakarta yang mendapati kegiatan sehari-harinya terganggu oleh karenanya.

“Macet ini dampaknya sangat besar. Salah satunya, warga Jakarta dan daerah-daerah lainnya jadi telat masuk kantor. Jika ini berlanjut, maka bukan tidak mungkin bisa menghambat ekonomi juga nantinya. Oleh karena itu, Pemprov DKI harus serius mengatasi masalah kemacetan ini,” tutupnya.