Detik TV | Jakarta – Sekarang, masalah prostitusi tidak hanya terbatas kepada beberapa lokasi yang dikenal sebagai tempat terjadinya aktivitas tersebut, tetapi juga taman-taman kota yang ironisnya juga sering dikunjungi oleh masyarakat luas, termasuk juga anak-anak.

Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Bun Joi Phiau, angkat suara mengenai kondisi yang memperihatinkan itu. Ia menegaskan bahwa taman-taman kota, terutama Ruang Terbuka Hijau (RTH) harusnya dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan positif.

“Kami merasa prihatin bahwa taman-taman kota yang seharusnya dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan positif malah disalahgunakan dengan adanya aktivitas-aktivitas prostitusi atau mesum. Seharusnya ini tidak terjadi dan Pemprov (Pemerintah Provinsi) DKI harus segera bertindak,” katanya.

Adapun beberapa taman yang diketahui telah disalahgunakan untuk melakukan prostitusi atau terdampak olehnya adalah Taman Daan Mogot dan RTH dekat Gang Royal tempat kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab.

“Di antara berita-berita yang muncul ke khalayak umum adalah digunakannya Taman Daan Mogot untuk melakukan kegiatan prostitusi dan mesum. Kemudian, ada juga RTH dekat lokasi Gang Royal yang dijadikan tempat pembuangan alat-alat kontrasepsi bekas,” jelas Bun.

“Mirisnya, taman-taman itu juga yang sebenarnya dikunjungi oleh masyarakat, termasuk anak-anak untuk beristirahat dan bermain di waktu-waktu senggang. Jangan sampai karena melihat adanya bekas-bekas botol minuman, alat-alat kontrasepsi, atau malah tidak sengaja menyaksikan tindakan-tindakan tidak senonohnya itu sendiri, anak-anak ini malah terkena pengaruh buruk,” lanjutnya.

Bun juga khawatir dengan adanya kegiatan-kegiatan yang tidak senonoh itu, maka bisa memunculkan stigma negatif terhadap masyarakat di sekitarnya.

“Kami juga khawatir masyarakat di sekitarnya akan terdampak, utamanya mendapatkan stigma kurang baik apabila kegiatan-kegiatan yang tidak senonoh seperti prostitusi serta asusila itu terus dibiarkan dan berlanjut,” terusnya.

Demikian, ia mendesak Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menata kembali taman dan meningkatkan baik infrastruktur penerangan maupun keamanannya untuk mencegah terjadinya tindakan-tindakan asusila dalam berbagai jenisnya.

“Dari banyaknya info yang beredar, ada beberapa faktor yang diduga menjadikan taman-taman ini rentan terhadap tindakan-tindakan asusila. Salah satunya adalah kondisi tamannya yang kurang terawat hingga muncul semak-semak belukar, sampai dengan kurangnya lampu-lampu penerangan di sana,” imbuhnya.

“Ke depannya, taman-taman ini harus dirawat dan semak-semak belukarnya dibersihkan lagi. Kemudian, lampu-lampu penerangan juga harus ditambah. Tidak lupa, Closed-Circuit Television (CCTV) mungkin perlu ditambah. Sehingga, tidak ada lagi titik-titik blindspot yang bisa dipakai melakukan kegiatan-kegiatan asusila,” tutupnya.