“Saat curah hujan tinggi terjadi banjir dengan ketinggi lutut orang dewasa terlihat seperti kolam renang dadakan didalam desa sermaf, bahkan seperti ular melingkari desa”

Tual – Bencana alam yang terjadi di Desa Sermaf sejak beberapa hari kemarin hingga kini masih berlangsung, bencana berupa patahan tanah meluas menyebabkan batu terbelah dan ratusan pohon tumbang sebagian retak diselingi curah hujan yang tinggi menimbulkan banjir dan longsor semakin meluas

Kejadin patahan tanah ini memang dipicu karena curah hujan yang tinggi, Saat ini sejumlah warga akhirnya memilih untuk ungsikan diri beserta anggota keluarganya di salah satu lokasi namanya Jalan baru. Akses jalan yang baru dibuka. Mereka memilih berteduh disana konon informasinya bermalam antisipasi terbelahnya tanah ini nyasar sampai ke pemukiman mereka.

Informasi yang diperoleh media ini bahwa banyak tanaman jangkan panjang mereka khususnya warga Desa Sermaf dan Tubyal yang tumbang dan rusak terkubur oleh karena longsor dan patahan tanah yang sangat dalam bahkan lebih dari 10 meter kedalaman, seperti tanaman pohon salak, cengkeh, pala, kenari. Termasuk juga beberapa pohon sagu ikut terseret longsor dan patahan tanah.

Warga disana tidak tenang baik siang maupun malam, kalau siang mereka harus mendekat lokasi dimana berpotensi longsor dan tanah retak agar melihat reaksi patahan tersebut, dan kalau malam mereka siaga dan tidak tidur bahkan ungsikan diri ke lokasi yang dianggap aman dari bencana tersebut. Ketika curah hujan tinggi maka terjadi banjir seperti ular raksasa melingkari lingkungan didalam desa sermaf.

Meskipun lokasi kejadian ini jauh dari pemukiman warga namun tetap panik karena bencana ini kerap terjadi ketika curah hujan tinggi, sebetulnya imbas dari curah hujan tinggi mengakibatkan terjadi pergeseran batu hingga tanah terbelah serta timbul kedalaman tanah, dan ratusan material seperti pohon dan tanaman ikut tumbang  serta tertelan patahan bumi dengan kedalaman 10 meter bahkan lebih.

Kabaranya, BPBD Kota Tual telah melakukan Asessemen terhadap kejadian atau bencana yang menimpa warga di Desa Sermaf. Kota Tual-Provinsi Maluku ini, dan beberapa data yang telah dihimpun kerugian akibat bencana ini berupa korban jiwa tidak ada namun kerugian meteril bisa capai ratusan bahkan miliaran rupiah.

Fenomena ini bisa terjadi sebab curah hujan di Kota Tual kerapa terjadi sejak Januari – Juni 2025. Sehingga dapat berpengaruh terhadap kondisi laut maupun darat. Walaupun tercatat tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini

Namun masyarakat diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati serta tidak mengambil langkah yang dapat merugikan diri sendiri, berkaitan dengan penanganan bencana ada SOP-nya sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan tindakan antisipasi tanpa memiliki SOP karena bisa membahayakan diri sendiri atau mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebetulnya, bencana alam terbelah atau patahan tanah ini di alami warga di Kecamatan Pulau-Pulau Kur khususnya di lokasi Desa sermaf dan sebagian besar tanaman milik warga Desa Tubyal mengakibatkan pohon tumbang tanpa gempa bumi dan angin kencang terjadi ditengah hutan jauh dari pemukiman warga sejak beberapa waktu kemarin.

Anehnya, warga sendiri khususnya mereka yang sedang melakukan aktifitas disana berhenti sejenak dan menyaksikan langsung tanah terbelah dan patahan tanah hingga pohon ikut retak bahkan tumbang berhamburan tanpa ada angina kencang atau gempa bumi ketika itu, hanya tiba-tiba lokasi-lokasi tertentu ini tiba-tiba terjadi bencana terbelah tanah dan retak dimana-mana.

Fenoman alam ini sangatlah disayangkan karena dapat merusak tanaman jangka panjang masyarakat dan tanaman lainya yang bisa membantu menyambungkan hidup mereka bahkan sebagian tanaman yang bisa diandalkan untuk dapat membiayai kebutuhan sekolah anak-anak mereka ikut korban akibat bencana yang tiba-tiba terjadi ini, dan fenomen ini baru pernah terjadi di desa Sermaf. Selama ini tidak ada. Akibatnya mereka terpaksa ungsikan diri.

Saat ini Pemerintah Kota Tual sedang melakukan rapat koordinsi untuk melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap bencana alam yang terjadi di Desa Sermaf dan sekitarnya,

(ret)