DETIK TV | TiEyom Tiom, Papua Pegunungan — “Buku adalah jembatan ilmu untuk menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan nyata.” – Cahaya Pustaka.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan literasi yang baik. Membaca bukan sekadar keterampilan dasar, tetapi merupakan pintu masuk menuju pengetahuan, pemikiran kritis, dan solusi bagi berbagai persoalan hidup. Sayangnya, minat baca anak-anak Papua Pegunungan hingga saat ini masih tergolong rendah.
Pentingnya Membaca dan Literasi
Membaca buku, artikel, maupun karya tulis lainnya bukan hanya soal memahami isi bacaan, melainkan juga membentuk pola pikir yang lebih luas, tajam, dan bijak. Literasi membantu seseorang dalam memecahkan masalah serta berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Namun, fenomena yang kerap terjadi ialah banyak orang hanya membaca judul, tanpa menyelami isi tulisan. Akibatnya, gagasan mudah disalahpahami dan pandangan kritis tidak terbangun.
Membangun budaya literasi harus dimulai dari lingkup terkecil: honai, gereja, para-para adat, komunitas, dan ikatan sosial. Dari situlah anak-anak dan generasi muda dibiasakan untuk berpikir jernih, cerdas, serta mampu menyalurkan gagasan melalui tulisan.
Tantangan di Lapangan
Minimnya budaya baca dan tulis di Papua Pegunungan berdampak langsung pada pembangunan. Banyak ide dan gagasan beredar dalam percakapan sehari-hari, namun jarang dituangkan dalam bentuk tulisan yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Padahal, menulis adalah salah satu cara menjaga sejarah, budaya, serta identitas bangsa.
Selain itu, generasi muda Papua Pegunungan dihadapkan pada persoalan serius: penyalahgunaan minuman keras, narkoba, seks bebas, hingga pergaulan negatif lainnya. Kondisi ini diperburuk oleh rendahnya peran keluarga dalam membimbing anak, serta terbatasnya ketersediaan buku bacaan di sekolah dasar hingga sekolah menengah.
Akibatnya, alih-alih melangkah maju, pola pikir sebagian generasi justru mengalami kemunduran. Padahal, akses terhadap bacaan bermutu adalah salah satu syarat mutlak agar generasi muda dapat bersaing di era modern.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Kabupaten Jayawijaya sebagai pusat Papua Pegunungan seharusnya menjadi contoh dalam pembangunan literasi. Sayangnya, perpustakaan umum dan ruang baca masih sangat terbatas. Pemerintah daerah harus hadir sebagai “orang tua” bagi seluruh rakyat, dengan membangun perpustakaan di setiap ibu kota kabupaten dan memastikan ketersediaan buku sesuai kebutuhan anak-anak dan remaja.
Selain pemerintah, gereja, komunitas adat, dan organisasi masyarakat juga perlu aktif menggerakkan budaya membaca. Salah satu contoh positif adalah “Gerakan Literasi Laaluguragan Bintang” yang menunjukkan adanya kebangkitan minat baca generasi muda. Upaya seperti ini layak diapresiasi dan diperluas dengan dukungan semua pihak.
Membaca sebagai Jalan Kemerdekaan
Membaca bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi sarana memotivasi diri, menata masa depan, mengenali kebenaran, serta membentuk karakter yang jujur, transparan, dan berintegritas. Membaca membawa seseorang menjelajah dunia tanpa harus bepergian, sementara ketidakmauan membaca menjerumuskan kita dalam kegelapan dan ketertinggalan.
Ilmu pengetahuan jangan dijadikan alat untuk menyakiti atau mempersulit orang lain. Sebaliknya, ilmu harus menjadi sarana untuk menolong, mendidik, dan membahagiakan sesama. Dengan membaca dan menulis, kita telah menyelamatkan sejarah, budaya, dan masa depan generasi kita.
Penutup
Membangun budaya literasi di Papua Pegunungan bukanlah tugas satu pihak saja. Ini adalah tanggung jawab bersama: pemerintah, gereja, komunitas adat, keluarga, dan generasi muda itu sendiri. Saatnya kita bangkit menumbuhkan semangat membaca, menulis, dan berpikir kritis agar generasi Papua Pegunungan dapat berdiri sejajar dengan bangsa lain, membawa perubahan, dan menjadi terang bagi masa depan.
Penulis: Angginak Sepi Wanimbo;
- Ketua DPD – PPDI Provinsi Papua Pegunungan
- Ketua DPD – PPKL & AB Provinsi Papua Pegunungan
- Ketua DPW Garuda Astasita Nusantara (GAN)
- Wakil Ketua BPP-IPMI
- Anggota Departemen Kominfo PGBWP

Tinggalkan Balasan