DETIKTV.CO.ID,HALSEL– Warga Desa Kotalow, Kecamatan Gane Timur, Halmahera Selatan, resah dengan dugaan praktik penimbunan minyak tanah yang dilakukan oleh Pangkalan Putri Tunggal, salah satu pangkalan resmi di desa tersebut.
Keluhan ini mencuat akibat distribusi minyak tanah yang dianggap tidak merata, memicu kecurigaan bahwa sebagian besar minyak dijual ke luar desa demi meraup keuntungan lebih besar.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, “Minyak yang diantar Pertamina, mereka jual ke masyarakat hanya 5 sampai 10 liter per hari, itu pun kadang tidak dijual lagi.” Ia menambahkan, harga minyak tanah di tingkat masyarakat mencapai Rp7.000 per liter, sementara di luar desa bisa mencapai Rp10.000 per liter. “Banyak minyak yang dijual keluar. Di sini dijual Rp7.000, tapi di luar bisa sampai Rp10.000,” ujarnya.
Menanggapi tudingan ini, pemilik Pangkalan Putri Tunggal membantah keras. Melalui panggilan WhatsApp, ia menantang pihak yang menuduh untuk datang langsung menemuinya. “Masyarakat siapa yang bilang begitu? Kasih tahu orangnya suruh datang ke saya, bila perlu panggil kepala desa,” tegasnya dengan nada tinggi.
Kasus ini menambah daftar panjang masalah distribusi minyak tanah di daerah-daerah terpencil, yang kerap kali merugikan masyarakat kecil.

Tinggalkan Balasan