DETIKTV.CO.ID, HALSEL– Dunia pendidikan di Kabupaten Halmahera Selatan. Provinsi Maluku Utara. Kembali tercoreng gegara lemahnya pengawasan dilingkungan sekolah, membuat pelaku yang merupakan oknum guru berinisial RR terus melakukan aksi bejatnya terhadap siswa yang menjadi korban melebihi dari dua (2) orang.

Anehnya, kasus pencabulan yang di alami para siswa SMK Negeri 1 Halmahera Selatan, diduga kuat dilakukan oleh terduga pelaku, RR sejak tahun 2018 hingga 2025 ini.

Namun, pelaku tidak di proses hukum maupun diberikan sanksi etik ASN yang seharusnya di usulkan oleh kepala sekolah kepada atasan meraka, malah memilih diam dibiarkan terus melakukan perbuatan cabul terhadap siswa semakin tumbuh subur.

 

Mencuaknya perbuatan pelaku melakukan cabul terhadap siswa SMK Negeri 1 Halsel, melalui unggahan Media Sosial, dan dibenarkan oleh salah satu guru di sekolah tersebut, yang enggan menyebutkan namanya kepada Media ini. Kamis (11/9/2025)

Sumber membesarkan, perilaku guru RR termasuk tindakan seperti menggelitik jari-jarinya ke kelamin siswa perempuan meski tertutup rapat dengan celana color, sehingga sebagian para korban ada yang meninggal dunia dan berenti sekolah gegara mengalami trauma berat.

 

“Kejadian awal di tahun 2018, itu perbuatan pelaku memegang-megang kemaluan siswa perempuan meski ada pake celana dalam (CD) tetapi pelaku paksakan jari-jarinya untuk memegang dan meraba-raba tubuh para korban, tetapi pelaku dilindungi sedemikian rupa tanpa ada sanksi etik maupun di proses hukum.

Entah rahasia apa soal sekolah yang diketahui pelaku, sehingga Kepsek sebegitunya melindungi Pelaku.

Para orang tua korban juga tidak melaporkan ke pihak kepolisian karena malu dengan aib ketika buka suara, dan merasa tertekan dengan nasip anak-anaknya sebagian korban masih melanjutkan sekolah,” Ungkap sumber terpercaya.

Lebih lanjut kata sumber, kepsek terus-menerus melindungi pelaku meski perbuatan pelaku sangat fatal.

 

“Paitua (Kepsek) itu dari dulu selalu Lindungi pelaku smpai tingkat Kejadian yang fatal Pun ditanggapi hanya dengan tertawa. Yang lebih tau lagi soal kasus ini, itu guru BK atas nama Ibu Preti Rima Utari alamat Desa Kupal, ketemu dengan beliau ini sebagai tempat pengaduan para Korban, jadi sangat mustahil Kalau ibu preti Rima tidak tau soal perbuatan pelaku.

Hal ini juga disampaikan oleh salah satu sumber yang tidak bisa disebutkan namanya bahwa, kasus-kasus cabul yang dilakukan pelaku jadi ketemu langsung saja akan mereka buka mulut jika tidak merasa ditekan,”

Pinta sumber kepada Wartawan konfirmasi kedua guru diatas yang menerima dan menampung laporan para korban.

Tambahnya, “Kalau kasus ini di diamkan terus maka sekolah SMK Negeri 1 Halsel, dijadikan tempat tindak pidana Kejahatan seksual dari tahun Ke tahun. Ada satu korban siswa yang saya sangat dekat dan akrab, itu menjadi korban pertama di tahun 2018 tetapi dia (korban) sudah meninggal dunia akibat trauma gangguan mental dan fisik,” Tutur sumber hingga bercucuran air mata tak menahan tangisan saat mengingat kepedihan dan penderitaan yang di alami para korban.

Sumber juga mengaku, kasus pencabulan ini terjadi disetiap tahun hingga kini 2025 sudah dua orang pelaku yang diduga kuat melakukan pencabulan. Salah satunya pelaku Homo oknum guru laki-laki terhadap siswa sesama jenis.

Dan Kasus Homo oknum guru terhadap siswa NKN kelas ll sesama jenis yang terjadi di tahun 2025 ini, sampai Korban (CLIMAX disemarkan nama) pulang ke kampung untuk berobat terapi karena mengalami troma.

 

Jadi setiap tahun mulai dari 2018 sampai 2025 ini, para siswa terus mengalami cabul hanya saja ditutupi. bahkan, sebagian siswa berhenti dari sekolah SMK Negeri 1 Halsel, dan tidak mau pindah ke sekolah lain karena trauma dengan perbuatan oknum guru RR yang saat ini lagi ikut kegiatan di Jawa Barat. Terangnya.

Lanjut, kepsek di tahun 2018 saat itu masih di jabat oleh pa Samiun Usman yang punya penginapan Kie Besi. Mantan kepsek ini tau perbuatan pelaku tetapi mungkin tidak berani buka mulut karena ada rahasia sekolah yang diduga di pegang oleh RR pelaku Cabul,”

Guru BK SMK Negeri 1 Halsel, Preti Rima Utari enggan buka mulut saat ditemui Wartawan dirumahnya.

“Nanti langsung saja ke kepsek,” Singkat Preti Rima.

Terpisah, Kepsek SMK Negeri 1 Halsel, Mufti S.Pd saat di wawancarai diruang kerjanya mengaku adanya kejadian tersebut.

“Iya kejadian itu saya cuma dengar cerita dan saya juga sudah panggil guru yang bersangkutan tapi perbuatannya hanya sebatas pegang-pegang saja seperti tangan yang dipegang begitu. kepsek

Termasuk kejadian di tahun 2023 itu kita sudah panggil orang tua siswa, tapi semua tergantung orang tua siswa kalau merasa menjadi korban ya silahkan laporkan, kita tetap melindungi korban apa lagi siswa. Kata kepsek

Ia juga mengaku soal sanksinya terhadap guru bersangkutan dikembalikan kepada pimpinannya.

“Kita sesama guru ini, sangsinya terhadap guru yang diduga melakukan pelanggaran itu tergantung pimpinan kita sangsinya seperti apa yang akan di berikan kita tidak tau, jadi semua tergantung pimpinan,” Sambungnya.

Mantan Kepsek SMK Negeri 1 Halsel, Samiun Usman ditemui di kediamannya membenarkan hal serupa.

“Iya benar saat itu di tahun 2018 saya mash me jabat sempat ada keluhan dari siswa ke salah satu ibu guru sehingga melaporkan ke saya. Jadi saya minta ke guru bersangkutan untuk hadirkan siswa yang merasa korban tetapi tidak di hadirkan.

Mungkin karena malu atau masalahnya masih simpang siur makanya sampai saya diganti di pertengahan tahun 2019 itu korban tidak dihadirkan,”Tandasnya.

 

RR di konfirmasi media ini melalui via telfon mengaku tidak melakukan perbuatan becat tersebut.

“Itu tidak benar dan tidak terjadi apa-apa, mungkin pelaku orang lain, Saya tidak perna Melakukan perbuatan tersebut,” pungkas, RR.