DETIKTV.co.id, WAMENA – persekutuan gereja baptis Walani wilayah Hubula mengelar peluncuran dan beda buku sejarah kepemimpinan pemuda baptis Papua di gedung gereja baptis Walani pada 18 Juli 2025 kemarin, Minggu (20/7/2025)..
Peluncuran buku ini dimulai waktu, 10. 00 – WIT selesai dalam momentum ini peserta tamu, undangan dari berbagai latar belakan, denominasi gereja hadir
mengikuti kegiatan beda buku ini.
Kegiatan diawali dengan ibadah dipimpin oleh Pdt. Ithomi Kogoya dan dibuka kegiatan langsung Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja – Gereja Baptis West Papua Sekretaris Jendral Nilas Kogoya.
Dalam sambutan pembukaannnya BPP sambut baik dengan adanya buku sejarah pemuda baptis Papua kita sudah punya buku sejarah baptis Papua Barat, Mereka melayani dengan kasih dan sekarang sejarah pemuda ketika buku ini wajib dibaca oleh orang baptis sebab ketika buku itu sebagai jati diri orang baptis ada situ.
Dalam beda buku ini hadir sebagai narasumber Pares Lood Wenda, selaku ketua OKK persetuan gereja – gereja baptis west Papua dan Dr. Neri Payage sebagai Akademisi tetapi juga pemerhati sosial budaya dan HAM di tanah Papua.
Sejarah sebagai identitas, jati diri orang asli Papua tersepesial khusus warga baptis Papua telah hadirkan sebuah karya buku oleh Angginak Sepi Wanimbo salah satu anak muda yang mempinyai kemampuan menulis sehingga melalui buku yang sudah ada pemuda baptis akan mengenal diri dan masa depan dalam pelayanan Tuhan di tanah ini.
Buku ini hadir bukan untuk pemuda baptis saja tetapi untuk semua kalangan entah itu akademisi, pimpinan gereja dan pemuda sebab buku adalah jendela dunia yang baik. Ketika kita selalu melihat dunia lain dengan buku malalui karya tulis yang ada salah satunya sejarah pemuda baptis Papua.
Usai kegiatan beda buku. Bukunya juga di bagi geratis ada dua judul buku yang berbeda yaitu sejarah kepemimpinan pemuda baptis Papua karya Angginak Sepi Wanimbo dan Prabowo dan tantangan penyelesaian konflik Papua, yang ditulis Gembala Socratez Sofyan Yoman pada semua anak generasi muda – mudi Pegununggan Papua.
Dengan adanya kehadiran kedua buku ini pemuda baptis mengenal identis, warisan budaya sebagai anak baptis dan akan mengenal sesungguhnya akar persoalan masalah Papua dan solusinya yang tepat.
Kedua buku ini semoga termotivasi, bekal, pegangan untuk menuju masa depan yang baik penuh dengan harap baru bagi orang asli Papua.
Pesan penulis saya secara pribadi sampaikan syukur pada Tuhan, Pimpinan BPP, kader, tokoh, intelektual dan terlebih khusus lagi jemaat dan pemuda baptis walani dengan dukungan doa daya dan dana sehingga buku ini bisa terbit dengan peluncuran buku berjalan dengan baik.
Persiapan kegiatan peluncuran ini hanya satu minggu saja tetapi dengan kesatuan pemuda dan jemaat begitu luar biasa maka dengan penuh antusias sukses kegiatan besar ini berjalan dengan damai dengan campur tangan Tuhan.
Penting bagi anak muda – mudi Papua khusus generasi muda baptis budayakan banyak baca buku, menulis dan meningkatkan gerakan literasi dimana kita ada karena saat ini banyak masalah di gereja maupun pemerintah kita tidak melakukan riset, kajian secara baik olehnya masalah yang di hadapi orang Papua berjalan mengitu saja ini budaya kurang etis sebab itu budayakan membeli buku dan baca ini harus merawat dan meningkatkan.
Anak muda baptis, Lani saat ini banyak yang mempunyai kemampuan menulis yang muncil tetapi kurang ada perhatian oleh pemerintah daerah dalam hal proses penerbitan maka pemerintah wajib mendukung membekap penuh supaya buku karya anak daerah sendiri bisa pakai mengajar di sekolah – sekolah seperti bahasa ibu, budaya dan materi lainnya sesuai kebutuhan daerah.
Saat ini saya melihat setiap sekolah buku – buku karya oleh orang lain yang sedang mengajar di setiap bangku studi ini saya berpikir boleh – boleh saja karena kita diatur oleh undang – undang negara kesatuan Republik Indonesia. Tetapi secara pribadi sadar mengerti betul pada waktu itu ada di bangku studi SD, SMP, SMA di Tiom Kabupaten Jayawijaya sekarang Lanny jaya saya dengan teman – teman benar – benar dibutahkan, dilumpuhkan oleh teori orang lain, konsep orang lain tidak sesuai konteks maka saat ini bangkit hidupkan kembali sesuai kebutuhan anak Papua.
Berkolaborasi sangat baik dengan kebutuhan anak Papua supaya anak muda – mudi Papua yang ada di bangku studi benar – benar memahami lalu tampil sebagai mempunyai kualitas ilmu yang tinggi untuk berkarya bagi negeri dan daerah yang kami cinta yaitu bumi Cenderawasih Papua.
Beda Provinsi, kabupaten kota tetapi penduduk orang asli Papua yang berambut keriting berkulit hitam tetapi satu sebab orang lain dari luar Papua tidak akan pernah bangun manusia Papua dengan hati tetapi mereka akan datang dengan Visi terselubung untuk pribadi tetapi ada yang akan datang membangun manusia Papua, memperbaiki hidup orang asli Papua karena itu generasi muda Papua jangan santai, biasa – biasa tetapi bangkit menentukan masa depan gereja, bangsa dari sekarang bukan besok.Walani, 18 Juli 2025. Tutup
Tinggalkan Balasan