Detik TV – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mendorong generasi muda, terutama mahasiswa, agar menanamkan nilai-nilai kewirausahaan sejak dini. Ia menegaskan bahwa kemampuan berwirausaha merupakan modal penting untuk bertahan dan bersaing dalam dinamika ekonomi global.
“Entrepreneurship adalah sektor yang membuat seseorang mampu bertahan dan bersaing di tengah pertarungan global saat ini,” ujar Maman dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (21/9).
Menurutnya, membangun usaha sejak masa kuliah tidak hanya memperkuat kemandirian finansial, tetapi juga melahirkan pencipta lapangan kerja baru. Ia mengingatkan mahasiswa agar tidak semata fokus pada capaian akademik, melainkan memperkaya pengalaman melalui aktivitas nonformal, termasuk merintis bisnis.
Maman menilai bahwa dunia usaha menawarkan peluang besar untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Meski risiko kegagalan tidak dapat dihindari, tantangan tersebut justru menjadi proses penting menuju keberhasilan. “Saya berharap mahasiswa berani memulai usaha sejak sekarang. Keberanian mewujudkan mimpi adalah jalan menuju masa depan yang cerah,” ujarnya.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik, turut mengajak mahasiswa terlibat dalam Program Micopreneur sebagai wujud kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menekankan pentingnya peran kampus dalam membangun ekosistem usaha yang kuat, mulai dari pendampingan, akses pembiayaan, digitalisasi, kemitraan rantai pasok hingga pemasaran.
“Inovasi akan mentransformasikan mahasiswa Indonesia menjadi pencipta lapangan kerja melalui wirausaha,” kata Riza.
Kementerian UMKM juga menjalin kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi, salah satunya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah. Rektor Undip Suharnomo menyebut potensi wirausaha mahasiswa di kampusnya cukup besar. Dari hasil survei, 22 persen mahasiswa menyatakan minat menjadi pengusaha, dan sebagian telah memiliki usaha mandiri.
Setiap tahun, Undip bahkan mampu melahirkan 10–15 UMKM Ekspor dengan nilai transaksi rata-rata 1,2 juta dolar AS atau lebih dari Rp20 miliar. Pada tahun ini, kampus tersebut juga menghasilkan 35 inovasi usaha berbasis teknologi.
“Ini peluang besar bagi akademisi untuk memberikan pendampingan dan pembinaan sehingga mahasiswa dan UMKM benar-benar bisa naik kelas,” ujar Suharnomo.

Tinggalkan Balasan