DETIKTV.CO.ID, TERNATE — Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Maluku Utara (BEM UNUTARA) gelar dialog publik bertajuk “Nasib Masyarakat Adat di Tengah Konsesi PT. STS dan PT. Position” yang berlangsung di Aula Rektorat UNUTARA.

Kegiatan ini di hadiri Seluruh civitas akademika UNUTARA, para dosen hingga mahasiswa, dalam forum tersebut. Sejumlah undangan dari organisasi kemahasiswaan dan paguyuban yang ada di Maluku Utara juga turut hadir.

Dan menghadirkan tiga narasumber yang mewakili unsur pemerintahan, akademisi, dan aktivis pendidikan. Dr. Fachrudin Tukuboya, S.Hut., M.Si., selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Utara, memberikan paparan tentang kebijakan dan tantangan pengelolaan lingkungan hidup di tengah ekspansi industri tambang. Harun Gafur, S.Pd., M.Pd., memantik diskusi dari perspektif sosial dan pendidikan, sedangkan Safrudin S. Manyila, sebagai akademisi UNUTARA, menyampaikan pandangan kritis terkait keberadaan masyarakat adat dalam pusaran kepentingan investasi ekstraktif yang semakin massif.

Presiden BEM UNUTARA, Risman Taha, dalam sambutannya menegaskan bahwa dialog ini bukan sekadar kegiatan formal akademik, melainkan langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif untuk membela hak-hak masyarakat adat.

“Masalah masyarakat adat dalam kepungan pertambangan hari ini adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya di hadapan peserta.

Lanjut Ia menambahkan bahwa, “Dialog ini sebagai bentuk langkah awal dalam menjaga nilai-nilai masyarakat adat yang berkembang di Maluku Utara.”

Hal ini mencerminkan komitmen BEM UNUTARA dalam memperluas ruang diskusi publik, mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, serta memperkuat sinergi antara mahasiswa, akademisi, dan komunitas lokal untuk menata masa depan Maluku Utara yang lebih adil dan berkelanjutan, Pungkasnya.