DETIKTV.CO.ID, TERNATE — Polemik eksekusi Golden Bakery Ternate kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, Branch Manager Bank Mega Cabang Ternate, Lily Aini Seputri Kayo, tampil di hadapan Pengadilan Negeri (PN) Ternate sebagai pemohon, memberikan penjelasan yang menyingkap duduk perkara di balik eksekusi isi bangunan bakery legendaris tersebut.

‎‎Di ruang sidang yang dipenuhi tatapan penasaran, Lily berdiri tegas. Ia memaparkan bahwa langkah eksekusi bukanlah tindakan sepihak, melainkan prosedur hukum yang sah, lahir dari rangkaian panjang kredit bermasalah yang tak kunjung terselesaikan. “Ini bukan persoalan Bank Mega versus Golden Bakery semata,” ujarnya lugas, menekankan bahwa eksekusi tersebut adalah konsekuensi hukum dari wanprestasi debitur yang telah berulang kali diberi kesempatan untuk memenuhi kewajiban.

‎‎Golden Bakery, yang selama bertahun-tahun menjadi ikon kuliner di jantung Kota Ternate, kini bagai panggung drama hukum yang disaksikan publik. Eksekusi isi bangunan ini memantik pro-kontra: ada yang memandangnya sebagai wajah tegas hukum perbankan, ada pula yang melihatnya sebagai ironi, ketika bisnis lokal tumbang di tengah arus penegakan aturan kredit.

‎‎Lily menegaskan, Bank Mega tak memiliki niat menjatuhkan usaha kecil, apalagi yang sudah menjadi bagian dari denyut ekonomi kota. “Kami hanya menjalankan putusan hukum yang berkekuatan tetap. Ini bukan sekadar soal bank dan debitur, ini soal kepastian hukum yang harus dijunjung,” ujarnya, suaranya terdengar mantap, seolah ingin menepis tudingan miring yang sempat menyeruak.

‎‎Di luar gedung PN Ternate, suasana tak kalah ramai. Warga yang menyaksikan proses eksekusi berdiri berkerumun, sebagian merekam dengan ponsel, sebagian lain bergumam lirih mengenang masa kejayaan Golden Bakery. Seolah-olah bangunan yang kini dikosongkan itu bukan hanya toko, melainkan potongan memori kolektif warga Ternate.

‎Kasus ini menandai babak baru dalam hubungan dunia usaha lokal dengan sektor perbankan. Apakah ini akan menjadi pelajaran bagi pelaku bisnis tentang disiplin finansial’ Atau justru meninggalkan luka di mata masyarakat yang melihat hukum sebagai algojo tanpa rasa Satu yang pasti, eksekusi Golden Bakery bukan sekadar penertiban aset: ia menjadi cermin tajam antara kepastian hukum dan rasa keadilan di mata publik Ternate.