Detik TV | Jakarta – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menanggapi wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Ia menilai, rekam jejak sang mantan presiden perlu diteliti secara mendalam sebelum keputusan tersebut diambil.

Puan menyatakan dirinya menghormati setiap proses dan wacana yang berkembang terkait usulan itu, namun menegaskan pentingnya kajian menyeluruh atas perjalanan sejarah dan kontribusi Soeharto bagi bangsa.

“Karena ini penting, ya harus dicermati rekam jejaknya dari masa lalu sampai sekarang,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (…).

Putri dari Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, itu juga mengingatkan bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan waktu dan urgensi dalam pemberian gelar pahlawan nasional.

“Namun tentu saja hal itu harus dikaji dengan baik dan cermat,” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Sosial telah mengajukan 40 nama tokoh yang diusulkan untuk menerima gelar pahlawan nasional tahun ini. Di antara nama-nama tersebut terdapat Presiden Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur, Marsinah.

Selain itu, sejumlah tokoh ulama dan militer juga masuk dalam daftar, seperti Syaikhona Muhammad Kholil dari Bangkalan, Rais Aam PBNU K.H. Bisri Syansuri, K.H. Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng, Jombang, Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf asal Sulawesi Selatan, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin.