Tujuan utama hilirisasi ialah menciptakan nilai tambah, meningkatkan daya saing produk, dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
Selain itu juga mempercepat pertumbuhan industri manufaktur berbasis sumber daya alam, Proses dapat membantu mengurangi.
Ketergantungan pada ekspor bahan mentah atau produk dasar, meningkatkan diversifikasi ekonomi, dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Apabila upaya percepatan berjalan sesuai yang diharapkan, hilirisasi industri akan memainkan peran signifikan dalam menarik investasi ke Indonesia.
Target investasi Indonesia sebesar Rp 13.032 triliun pada 2025-2029 dan pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029 merupakan sesuatu yang realistis dan bahkan akan melampaui target. Pencapaian itu akan menjadi fondasi yang kokoh untuk melanjutkan pembangunan pada tahun-tahun berikutnya hingga 2045.
Hilirisasi industri tambang misalnya, menjadi langkah penting untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Oleh karena itu, Presiden Prabowo pernah menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh hanya mengekspor bahan mentah, tetapi harus menghasilkan produk jadi yang bernilai tinggi. Atas dasar itu Menteri Bahlil bersama Presiden Prabowo Subianto meresmikan PMR Freeport di Gresik Jawa Timur pada 17 Maret 2025, yaitu Pabrik Emas yang memiliki kapasitas produksi 50 ton emas per tahun. Ini langkah maju yang luar biasa, sebuah gebrakan yang dibangun Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam proses percepatan hilirisasi industri energi.
Pada saat Bahlil Lahadalia menjabat Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia telah terlibat dalam pembahasan mengenai hal ini pada tahun 2021 akhir menyangkut “ground breaking” dengan total investasi USD4,2 miliar.
Menurut Menteri Bahlil bahwa ini adalah smelter single line dari hulu ke hilir terbesar di dunia, ada di Indonesia.
Untuk khusus smelter emas investasinya sebesar USD630 juta atau setara dengan Rp.10 Triliun, overall setiap tahun dua pabrik Indonesia, dari Gresik dan PT Amman Mineral bisa mencapai 60-70 ton emas per tahun di Republik Indoensia. Pabrik Emas ini menjadi sejarah dalam pembangunan industrialisasi dan hilirisasi di Indonesia, khususnya di sektor Pertambangan. Langkah ini baru pertama terjadi di Indonesia pada saat Bahlil Lahadalia menjadi Menteri ESDM.
Menteri ESDM meyakini sektor energi Indonesia semakin maju dalam mewujudkan kemandirian industri dan kedaulatan energi nasional. Dalam upaya ini, Presiden Prabowo sangat mengapreasi langkah Menteri ESDM dibawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia.
Presiden bersyukur adanya fasilitas Industri energi dalam mengelola sumber daya energi yang melimpah dalam kerangka kerja good governance yang transparan dan akuntabilitas. Langkah yang ditempuh oleh
pemerintah ini akan menjadi kekuatan energi baru bagi masa depan Indonesia menuju negara maju.
Berbagai potensi sumber daya alam, dalam pengelolaannya disertai banyak tantangan dan rintangan dihadapi, Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi Bahlil Lahadalia secara cepat melalui kebijakannya yang tepat membangun percepatan hilirisasi, yakni meningkatkan investasi di dalam negeri, mengakhiri ekspor bahan mentah untuk menciptakan produk bahan jadi yang tinggi nilainya. Presiden Prabowo mematok target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada 2028-2029. Target yang cukup tinggi tersebut, bakal digenjot melalui percepatan industrialisasi energi dan hilirisasi.
Pertumbuhan ekonomi tergantung pada roadmapnya, yakni investasi, sedangkan investasi yang dapat berdampak signifikan adalah program percepatan hilirisasi yang tengah dijalankan oleh Menteri Bahlil.
Dalam hal ini Indonesia memiliki cadangan emas terbesar ke-6 di dunia, maka dengan adanya PMR itu Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga harus menghasilkan produk akhir yang bernilai tinggi, itulah visi hilirisasi sektor energi dan sumber daya mineral. Ini merupakan langkah kongreat Menteri ESDM dalam mewujudkan kemandirian industri dan pengelolaan sumber daya alam secara optimal. Hilirisasi sumber daya alam dan industrialisasi menjadi pilar kedaulatan energi, adalah menjadi salah satu faktor kunci untuk mencapai visi “Indonesia Emas” pada 2045, yaitu Indonesia maju yang kuat secara ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan politik, serta sistem ketahanan dan keamanan nasional.
Oleh: Adi Baiquni, S.Psi., M.H
Penulis Adalah: Kader Muda Partai GOLKAR/Badan Saksi Nasional Partai GOLKAR dan Tim Kerja Satgas Hilirisasi Partai GOLKAR
Tinggalkan Balasan